Kecantikan merupakan anugerah sekaligus amanah yang diperuntukkan kepada kaum hawa yang sudah seharusnya disyukuri.
Sehingga ia tidak termasuk orang-orang yang digolongkan oleh Allah SWT bersama orang-orang yang kufur atas nikmat-nya. Habib Abdullah al Haddad berkata:
والكفران سبب لسلب النعم وتبدلها بالنقم
kufur atas nikmat Allah SWT adalah penyebab tercabutnya nikmat dan digantikanya dengan cubaan atau ujian.
Selanjutnya, para wanita dianalogikan (seperti) tanah tempat kita akan bercocok tanam maka hendaknya kita memilah-milih ladang yang kita akan tanami.
Sebab apabila ladang itu bagus maka hasil dari tanaman kitapun akan menjadi bagus, namun apabila ladangnya itu buruk dan rosak maka hasil juga akan rosak.
Kecantikan sesorang wanita itu relatif, tergantung bagaimana seseorang memaknai kata cantik itu sendiri akan tetapi Hendaknya seorang lelaki memilih perempuan yang bagus piawainya dan juga kesolehahnya.
Rasulullah pernah bertanya kepada putri tercintanya sayyidah Fatimah az Zahra’: ‘’sesuatu apakah yang paling baik bagi wanita?”maka sayyidah fatimah menjawab:
اْن لا ترى رجلا ولا يراها رجل
Artinya: perempuan yang tidak pernah melihat seorang lelaki dan tidak pernah dilihat oleh seorang lelaki.
Kemudian, sebagaimana seorang anak yang diridho’ Allah kerana redha kedua orang tuanya, begitu juga dengan seorang wanita yang memiliki ikatan dengan seorang lelaki maka Allah jadikan redhanya kepada redha suaminya. Pernah Salah seorang sahabiyah datang bertanya kepada rasulullahﷺ
أين أنا في الجنة؟
Dimanakah aku bisa menemukan syurga?Maka rasulullah yang mendengar pertanyaan itu seraya menjawab:
جنتك والنارك في يد زوجك
"Syurgamu dan nerakamu ada ditangan suamimu."
Dalam hadist lain nabi mengigatkan kaum hawa supaya menunaikan hak-hak suaminya
قال رسول الله : والذي نفسي بيده لاتؤدّي إمرأة حق ربها حتّى تؤدّي حق زوجها
" Demi zat yang jiwaku berada dalam genggamannya tidak akan bisa seorang perempuan melaksanakan hak-hak tuhannya kecuali dia telah melaksanakan hak suaminya."
Agama Islam telah menjelaskan kepada kita, khususnya kepada kaum hawa untuk menjadi seseorang mukmin dan mukminah yang bersifat iffah (menjaga diri) dengan mengenakan pakaian yang syar’i salah satunya dengan mengenakan hijab. Dengan begitu ia melindungi dirinya sendiri sekaligus mentaati perintah Allah swt.
Sunnah baginda nabi telah mengajak dan meyerukan kepada kita begitu pula kitab AllahI telah menuntut kita agar selalu mentaati perintahnya dan menjauhi laranganya. Termasuk perintah-perintah Allah yang wajib ditaati adalah mentaati perintah suami. Allah I berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا)
“lelaki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (lelaki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan yang soleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari alasan untuk menyusahkanya. Sungguh, Allah maha tinggi, maha besar.”
Telah jelaslah kiranya dari ayat tersebut, bahwa ukuran kesolehan seorang perempuan bukanlah dari wajahnya akan tetapi dari keta’atanya kepada Allah dan kepada suaminya dan lagi ia senantiasa memelihara diri. Sayyidina umar berkata:
النساء ثلاثة: هييّنة عقيقة مسلمة,تعين أهلهاعلى العيش ولا تعين العيش على أهلها. وأخرى وعاء للولد.وثالثا غلّ قمل يلقيه الله في عنق من يشاء من عباده.
Artinya: perempuan itu ada tiga macam: yang pertama perempuan yang lemah lembut, menjaga diri dan muslimah, yang membantu keluarganya atas kehidupan dan tidak membantu kehidupan atas keluarganya. Dan yang kedua: perempuan yang menyayangi anaknya. Yang ketiga: perempuan yang menjadi belenggu -yang Allah berikan kepada hamba-hambanya yang ia kehendak- bagi keluarganya.
Golongan pertama adalah perempuan yang memiliki sifat iffah didalam dirinya, sehingga ia mampu membantu keluarganya dan tidak menyusahkan mereka. sedangkan golongan kedua adalah golongan perempuan yang menjadi madrasah bagi anak-anaknya. Yang ketiga: adalah segolongan perempuan yang hanya bisa menyusahkan suaminya dan keluarganya naudubillahi min dalik. Dan akhirnya dengan mengharap taufiq, ridho serta inayah-nya, semoga Allah swt memberikan kita istri yang sholehah, yang menjaga dirinya dari segala bentuk kemaksiatan.
Sumber : dalwadakwah.blogspot.com
EmoticonEmoticon